cara memilih mesin las

Seiring dengan perkembangan usaha ataupun bagi seorang calon pebisnis yang ingin memiliki niatan untuk memulai usaha dalam bidang industri logam, hal tersebut tentunya mengharuskan kita untuk menambah investasi dalam kepemilikan mesin las
Akan tetapi, seringkali kita dibuat bingung mesin las seperti apa yang akan kita pilih. Brand atau merek mesin las sangat banyak, daya listrik yang beragam, ditambah lagi jenis mesin las yang begitu banyak membuat kita harus betul-betul teliti sebelum membeli.
Agar kita tidak salah pilih dalam membeli mesin las yang tidak sesuai dengan kebutuhan kita atau sudah sesuai namun daya tahannya tidak cukup handal atau banyak sekali keluhan yang anda rasakan dala pemakaian mesin las, sekiranya perlu kita pahami beberapa tips dalam memilih mesin las yang akan kita beli berikut ini:
1.  Sesuaikan pembelian dengan jenis usaha andaSebelum membeli mesin las kita perlu melihat kesesuaian antara mesin las dengan pekerjaan kita. Jika kita kerap melakukan pekerjaan berat dengan ketebalan plat lebih dari sepuluh millimeter maka mesin las jenis Mig 350A keatas, maka kita lebih cocok untuk dipilih. Untuk plat yang ketebalannya kurang dari lima millimeter bisa memilih Mig 250 kebawah.
Pekerjaan yang halus dan mensyaratkan kebersihan paling cocok menggunakan mesin las jenis Tig. Tinggal menyesuaikan ketebalan material yang di las untuk memilih seberapa besar kapasitas amper mesin las yang sesuai.

2.  Sesuai dengan kapasitas produksi
Kapasitas produksi yang rendah bisa dikerjakan secara manual akan tetapi kalau usaha kita sudah memiliki kapasitas produksi yang tinggi kita sudah harus beralih ke mesin yang otomatis. Maka pilihan kita jatuh pada mesin las SAW dengan segala variannya. Atau Roboweld untuk otomasi mesin Mig kita. Dan kalau diperlukan mesin las Robot yang menggunakan teknologi komputerisai.

3.  Sesuai dengan daya yang terpasang pada Workshop
Seringkali kita tidak melihat konsumsi daya pada mesin yang kita beli sehingga tidak bisa kita gunakan karena listrik di workshop tidak memadai. Maka pastikan daya mesin lebih kecil dari daya di workshop.
Apabila kita menggunakan Genset sebagai sumber daya, maka mesin las jenis trafo lebih direkomendasikan, karena lebih tahan terhadap fluktuasi tegangan maupun frekwensi yang biasa terjadi pada genset. Apabila daya yang terpasang merupakan listrik dari PLN maka kita bisa memilih mesin las jenis Inverter. Ini lebih bagus karena bisa menghemat listrik hampir setengah dari mesin las jenis Trafo.

Akan tetapi kalau kondisi memaksa kita harus menghemat daya dengan menggunakan mesin las Inverter sedangkan daya kita dari genset maka harus dipastikan dengan dilakukan pengecekan secara berkala pada genset agar output genset benar-benar stabil.



4.  Memiliki dutycycle yang cukup
Mesin yang ideal memiliki dutycycle sampai 100% akan tetapi sangat jarang sekali, kalaupun ada harganya pasti sangat mahal. Mesin yang ada di pasaran biasanya memiliki dutycycle 30% sampai 60%. Akan tetapi kita tidak boleh percaya dengan label yang tertera di mesin perlu dibuktikaan dengan memakai mesin las tersebut baru ketahuan dutycycle yang sebenarnya.




5.  Aftersales service yang bagus
Yang tak kalah penting dalam membeli mesin las adalah after sale yang bagus dari pabrikan atau penjual. Jangan sampai pekerjaan kita terhambat gara-gara kendala dimesin las. Banyak penjual yang menjanjikan garansi yang menggiurkan akan tetapi seringkali harus membawa mesin ke kantor pusat yang jauh untuk servis sehingga harus menunggu lama apabila ada kerusakan. Kalau perlu penjual bisa memberi jaminan servis ditempat ataupun bila perlu membawa mesin tidak boleh lebih dari tiga hari dan ada mesin pengganti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar